Friday, November 24, 2017

Review Buku : Memberi Jarak Pada Cinta by Falafu

Memberi Jarak Pada Cinta
dan Kehilangan-kehilangan yang Baik

Penulis :Falafu
Penerbit : MediaKita
Tebal Buku : x + 238 Halaman
Tanggal Terbit : Cetakan Pertama, 2016
ISBN 978-979-794-518-3

Assalamu'alaikum, hola aku balik lagi buat ngereview buku.
Emmm, jujur buku ini dalem banget isinya kalau dilihat dari sudut pandang aku yang notabenenya sebelas dua belas lah ama yang aku rasain, huehehehehe.
Buku ini sebenarnya bukan buku milikku juga sih. Jadi ini buku punya Ilu, dia tuh salah satu temen deket gitu lah. Yaps, buku ini aku pinjam dari dia. Walaupun pinjam dari teman, nggak mengurangi ke-exited-an aku tentang buku ini.

Karena buku ini aku pinjam, maka aku akan mencatat bagian-bagian yang menurutku bagus  agar tidak lupa dan menjadi pengingat. Oh ya bukan artinya aku plagiat atau sengaja menyebarkan isi buku ya, soalnya aku benar-benar nulis bagian yang penting agar nggak lupa dan bisa aku lihat kapan aja.



Memberi Jarak Pada Cinta

Melangkah Mundur Darinya
Melangkahlah mundur dari dia yang tidak kamu pahami ke mana arahnya hendak pergi. Karena mengikuti langkah yang demikian, hanya akan melelahkan dirimu sendiri
(Memberi Jarak Pada Cinta hal. 4)

Menggenggam Tangan yang Tak lagi Mau Menggenggam
Menggenggam tangan yang tidak lagi mau menggenggam kembali hanya akan memberatkan langkah. Hanya akan membuat tarikannya menjadi sesuatu yang begitu melelahkan untuk diperjuangkan. Belum lagi bila tangan itu sudah menggenggam tangan lain. Kehadiran genggamanmu hanya akan menjadi sesuatu yang tidak diperhitungkan. Bahkan untuk setiap luka yang tercipta di sepanjang perjalanannya, kamu harus berani untuk menyembuhkannya sendirian. Bukankah cinta seharusnya berisi saling, bukan berisi ingin masing-masing?
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.9)

Untukmu, Aku Selalu Bersedia
Kamu tahu, selama ini aku mencintaimu hingga nyaris kehilangan diriku sendiri. Aku tahu banyak orang yang kamu sayangi justru menyakitimu dengan begitu banyak kekecewaan. Membuatmu menelan begitu banyak kehilangan. Aku memahaminya.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.13)

Setidaknya Aku
Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang begitu menyakitkan untuk diingat. Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang begitu sulit untuk dilupakan. Aku tak pernah ingin membuatmu menjadi seseorang yang terlupa karena pada akhirnya aku lelah berdoa. Aku tak pernah ingin membencimu - karena aku tidak punya pilihan lain untuk mengakhiri segalanya.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.17)

Melihat Segalanya dengan Lebih Teliti
Aku melihat segalanya dengan lebih teliti. Menikmati segalanya sejenak lebih lama, bahkan untuk sebuah kesedihan yang tak sengaja datang. Setiap kali aku menangis, aku akan bertanya pada diriku, akan jadi apa aku setelah tangis ini berhenti. Apakah aku akan tumbuh, atau justru berkurang. Aku tak ingin apa yang aku lewati membuatku mundur kebelakang. Karena kamu tahu, tidak selamanya yang terlihat baik - adalah yang terbaik untuk kita. Dan tidak selamanya yang terlihat buruk - tidak bisa membuat kita menjadi lebih baik. Jangan pernah biarkan dirimu memperlihatkan rasa takut pada seseorang yang berbahagia saat melihatmu terluka. Dan jangan pernah juga kamu membiarkan dirimu bersedih atas sesuatu yang belum terjadi atau untuk seseorang yang tidak memerlukanmu lagi ada di dalam hidupnya.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal. 24)

Rindu selalu begitu
Aku selalu merawat rindu ini untukmu. Menjaganya, walau hadirnya kerap menggoyahkan langkahku. Menjaganya, walau hadirnya kerap meninggikan amarahku. Menjaganya, walau hadirnya kerap membuatku jadi manusia cengeng sedunia. Menjaganya, walau hadirnya kerap membuat kita berhenti saling menyapa selama beberapa lama. Menjaganya, walau hadirnya kerap membuatku tak lagi ingin merelakanmu pergi. Menjaganya, walau hadirnya harus menyesakkanku karena terus mengkhawatirmu.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal. 28)


Pecah lalu Berserakan
Namun apa kamu tahu, cinta tak pernah salah jatuh, hanya saja cinta tak selalu berhasil ditangkap dengan baik. Ada kalanya kamu akan jatuh hanya untuk merasakan bagaimana rasanya terhantam, kesakitan, lalu belajar untuk tak melakukan yang sama di kemudian hari.
Jadi, ini bukan soal melupakan cinta yang pernah ada di hatimu. Ini soal apakah kamu cukup berani melepaskan mereka untuk kemudian dimiliki hati yang lain.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal. 34)

Hujan yang Jatuh Membawa Kesedihan
Hal buruk bisa jadi datang sebagai pelukan Tuhan yang sudah lama kamu lupakan. Tuhan, mungkin hanya ingin kamu kembali ke dekapan-Nya - dengan memberimu sesuatu yang kelak akan membuatmu ingat bahwa manusia memang makhluk yang paling sempurna - tetapi bukan berarti makhluk yang bisa melakukan apa saja yang menurut mereka benar.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal. 39)

Tak Pernah Cukup Sejuta Alasan
Aku punya sejuta alasan untuk berhenti memikirkanmu. Namun, aku pun memunculkan jutaan alasan lain untuk mengingatmu kembali. Aku tahu bahwa selama ini kamu tidak pernah benar-benar mencintaiku, di saat kamu adalah seluruh yang pernah aku upayakan untuk bertahan. Aku tahu bahwa bagimu aku tidaklah lebih dari pengisi waktumu yang kosong, di saat kamu adalah seluruh yang selalu aku pinta pada Tuhan.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal. 43)

Kamu adalah waktu dan aku adalah jam rusak. Aku berhenti tetapi terus menunjuk padamu.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal. 45)

Kehilangan-kehilangan yang Baik
Tidak bisakah mulai sekarang kita menerima kehilangan dengan cara yang lebih baik. Agar siapa pun yang harus pergi, bisa pergi dengan tenang. Dan siapa pun yang masih harus tertinggal, bisa terus melanjutkan hidupnya - tanpa takut menghadapi kehilangan berikutnya.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal. 49)

Sebuah Kesalahan
Aku tahu mencintaimu adalah sebuah kesalahan. Kesalahan yang selalu aku syukuri karena pernah ada untuk aku lalui. Walaupun mungkin kamu tidak lagi peduli, tetapi aku ingin kamu tahu bahwa  aku selalu mengingatmu dengan cara yang baik. Aku, selalu mengingat bahwa kamu adalah seseorang yang telah membantuku melewati hari-hari yang paling berat - walau setelahnya kamu pun meninggalkanku dengan sejuta kenangan yang begitu berat untuk aku lupakan. Aku menangis. Aku banyak sekali menangis. Hingga aku bahkan sempat begitu membenci diriku sendiri karena pernah mencintaimu. Aku juga sempat membencimu, karena kamu begitu sulit untuk dilupakan. Aku membencimu, karena selalu saja berhasil membuatku ingin memutar waktu kembali. Hal-hal yang tidak mungkin - kamu membuatku mengharapkannya. Harapan yang paling pedih untuk ada.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.51-52)

Aku tahu, bahwa mencintaimu adalah sebuah kesalahan. Dan aku pun tidak pernah mengharapkanmu kembali lagi. Setidaknya saat ini aku sudah berhasil untuk tidak pernah lagi menginginkannya. Terima kasih karena pernah datang sebagai pengingat - bahwa tak ada yang bisa benar-benar selamanya tinggal. Bahwa selalu ada waktunya sesuatu mendapatkan gilirannya untuk pergi, agar kehadiran yang jauh lebih baik memiliki ruang untuk datang. Aku tidak pernah lagi mencoba melupakanmu, karena kehadiranmu sekarang sudah tidak lagi berarti apa-apa di dalam hatiku. Mengingatmu tidak lagi jadi masalah. Dan merindukanmu bukan lagi menjadi hal yang ingin aku lakukan. Aku pernah mengenalmu dan itu pernah terjadi. Tidak lebih dan tidak kurang.

Aku tidak pernah mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi padamu. Aku pun masih jadi seseorang yang mendoakan segala yang terbaik untuk bisa terjadi di hidupmu. Tapi aku, sudah tidak lagi peduli pada apa-apa yang sedang kamu alami. Karena kamu bukan lagi apa-apa bagiku.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.53-54)

Mengingatmu Hari Ini dalam Rangka Melupakanmu Selamanya
Aku masih terus merindukanmu, walau setiap kali melakukannya selalu saja ruas di sela-sela hatiku menyempit, aku tetap suka melakukannya. Bagiku mendoakan kebahagiaanmu dengannya - berarti mendoakan kebahagiaanmu yang utuh. Aku sudah sepenuhnya tahu bahwa kamu tidak lagi bisa berjalan bersamaku, bahwa langkah kita sudah mengarah ke tepian berbeda. Kamu tahu aku sangat kuat menahan setiap rindu ini agar tidak sampai kepadamu, lalu memberatkan langkahmu bersamanya. Itu tidak akan pernah mungkin aku lakukan. Maka biarkan aku berkabung lebih lama, biarkan aku menikmati berbagai hal baik yang pernah kita lalui bersama-sama hingga hatiku menganga - dan kamu pun menghilang sempurna.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.58)

Titik
Perpisahan bisa jadi adalah hal yang sangat perlu untuk dijalani, agar kamu memiliki hari esok yang lebih baik dari pada bertahan pada ketidakbahagiaan yang sedang nyata kamu peluk selama ini.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.66)

Seberapa Jauhkan Jarak yang Tidak Merindukanmu Itu?
Setelah ribuan detik aku lewati, tetapi aku belum juga sampai. Sedang kamu sudah jauh mengayuh. Sudah begitu jauh bersandar dengan tepian pantai yang lain. Dan, aku masih terjebak dalam upayaku untuk sampai ke tempat di mana aku tidak lagi mampu merindukanmu. Bukan aku tidak bahagia bila kamu lebih dulu mampu kembali untuk berbahagia. Aku hanya mulai lelah berjalan untuk menghilangkanmu dari dalam hatiku. Aku tahu kamu tak pernah memintaku untuk memikirkanmu lagi, tetapi ternyata cinta bisa membuat seseorang melekat begitu lama di dalam ingatan seseorang yang lain.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.69-70)

Aku sudah siap untuk tidak lagi memilih mengingatmu, menjadi bagian dari caraku menjalani hidup ini - tanpa pernah memaksanya untuk terjadi. Karena aku tahu, akan ada giliranku untuk tidak lagi ingin merindukanmu.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.73)


Sebenar-benarnya Patah Hati
Aku tidak sedang baik-baik saja, Sayang. Maafkan aku karena belum juga bisa merelakanmu. Aku berjanji aku akan terus berusaha melepaskan kita. Hingga tak harus lagi ada penantian panjang akan sebuah kedatangan yang tidak mungkin lagi ada. Aku selalu berusaha mengingatmu sebaik yang kumampu. Seperti yang pernah kita janjikan dulu . Bahwa bila keburukan yang akhirnya membuat kita terpisah, kita hanya akan membiarkan diri kita mengingat yang terbaik yang pernah kita miliki.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.76)

Percayalah
Percayalah, tidak ada melupakan yang mudah, bahkan bagi seseorang yang paling jahatyang pernah kamu temui dalam hidup ini. Saat hidup menghadapkan kita pada perjalanan panjang dari merelakan, kita pasti menelan kepahitan yang sama. Kita sama menangis. Kita sama merana. Kita sama kecewa. Kita sama kehilangan ingin untuk bahagia. Tetapi kita juga masih sama punya hidup yang terlalu berharga untuk dilewatkan begitu saja.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.82)

Kamu memang tidak perlu melelahkan diri untuk terus mempertahankannya hidup di dalam hatimu, sedangkan dia sudah berhasil membunuhmu hidup-hidup di hatinya. Tetapi hadapilah segalanya dengan jujur pada dirimu sendiri. Tidak perlu berupaya terlihat lebih kuat bila memang setiap keping perasaanmu masih berantakan. Tidak perlu sekuat tenaga berusaha membuka hati bila memang luka yang ada masih menganga. Jangan mencoba menjadi penipu, tidak, bahkan pada dirimu sendiri. Karena apa yang tidak bisa dibuat terluka lagi adalah hati yang sedang mencoba untuk melupa.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.83)

Mencintai dengan Berani 
Lalu, bagaimana bisa tetap mencintainya  dengan tetap memilih melepaskannya?
Tentu saja dengan tetap mendoakannya. Berdoa agar seseorang yang tengah dia cintai memiliki setidaknya cintayang lebih baik yang pernah aku miliki. Karena kalau sampai tidak, aku tidak bisa lagi menemaninya. Aku kan sudah melepaskannya, ingat?
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.88)

Padahal sesungguhnya, kehilangan adalah hal yang pasti akan terlewati dan terhapus oleh pertemuan kembali, bila kita memberi pada 'pertemuan' kesempatan untuk datang. Sayangnya, tidak banyak yang percaya bahwa pertemuan kembali itu pasti benar-benar akan datang.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.90)

Mencintailah dengan berani. Berani patah hati untuk kembali dipertemukan dengan yang lebih baik misalnya.
(Memberi Jarak Pada Cinta hal.91)

Dia yang Menangkap Cintamu, Kamu yang Menjatuhkan Cinta padanya, atau Sebaliknya.
Tidak pernah ada rumus yang pasti untuk cinta, tetapi selama kamu selalu bersedia memaafkan, maka selama itu cinta mampu tinggal dan menetap. Cinta yang baik tidak datang membodohimu, cinta yang baik datang untuk membuatmu semakin cerdas menemukan kebahagiaanmu sendiri. Apa yang membuatmu bahagia yang harus kamu perjuangkan untuk bisa terus ada, dan apa yang membuatmu bersedih yang harus kamu biarkan lepas dari udaramu sendiri. Itu kenapa, cinta tidak selamanya berani memiliki. Cinta yang baik pun seharusnya mampu berani melepaskan dia -yang mungkin kamu cintai- tapi tidak bersedia menangkap kembali cintamu dengan baik. Dan jatuh cinta lagi bisa menjadi alasan untuk kembali berbahagia. Selamat memulai jatuh cintamu yang baru!
(Memberi Jarak Pada Cinta hal. 96)
Memberi Jeda
Berilah jeda, jeda untukmu kembali bisa tersenyum tanpa mengingat kepedihan yang pernah tinggal di kedua matamu. Berilah jeda, jeda untukmu kembali bisa percaya tanpa mengingat ingkar yang pernah tinggal di dalam jantungmu. Sembuhlah tanpa perlu terburu-buru. Doakanlah banyak hal baik terjadi pada mereka yang pernah menyia-nyiakan senyum yang kamu miliki. Karena mereka adalah sesuatu yang pernah tinggal sebagai hal baik -yang sempat kamu percaya akan selamanya ada.
                                                    (Memberi Jarak Pada Cinta hal.102)


Nah itu adalah sebagian note penting dalam buku Memberi Jarak Pada Cinta. Untuk halaman selanjutnya belom sempet ketik udah diambil bukunya, hueheheehe...

Semoga bermanfaat sahabat
Wassalamualaikum



0 comments:

Post a Comment

 
Sahabat Pelangi Blogger Template by Ipietoon Blogger Template