Wednesday, May 7, 2014

Review Buku : Jadikan Aku Halal Bagimu by Ahmad Rifa'i Rif'an

Jadikan Aku Halal Bagimu
Nikmatnya Pacaran Setelah Menikah

Penulis : Ahmad Rifa'i Rif'an
Penerbit : Mizania (PT Mizan Pustaka)
Tebal Buku : 188 Halaman


Nggak nyangka sih sebenernya bisa dapat buku ini, soalnya udah ngubek-ubek ke gramedia dan rata-rata stocknya pada kosong semua. Dan akhirnya pucuk dicinta buku pun tiba, nemuin buku ini pas event "Malang Islamic Book fair". Sebenarnya sih buku ini bisa dibeli secara online tapi saat itu mah males banget buat beli online. Hehehehe... Yuk kita lihat detail review bukunya..

Buku ini mempunyai 6 (enam) bab pembahasan, yang setiap babnya terdapat sub bab pembahasan pendukung yang menunjang pokok dari inti pembahasannnya.
Bab 1 memperjuangkan Sucinya Cinta
Tak ada cinta yang buruk. Tak ada cinta yang salah. Tak ada cinta yang haram. Cinta adalah fitrah dari Tuhan atas seluruh makhluk-Nya. Cinta adalah kesucian yang kehadirannya menghajatkan sucinya diri manusia. Jika mencintai seseorang yang membuat dirimu durhaka kepada Tuhan, percayalah bahwa itu itu bukan cinta. Karena selamanya, cinta itu suci. Selamanya cinta hanya mengajak pada ketaatan kepada pencipta. 
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 20)
Dari kutipan di atas kita dapat mengambil hikmah bahwa seorang muslim atau muslimah tidak dilarang untuk jatuh cinta, tidak dilarang untuk mencintai karena sesungguhnya cinta itu anugerah sang Maha Pencipta. Namun saat ini kebanyakan dari remaja menyalah artikan cinta, mereka terjebak pada cinta picisan, cinta yang semu. Mereka salah kaprah dan tidak bisa membedakan antara cinta dan hawa nafsu. Ada bagian menarik pada sub bab 1 ini yaitu tentang "Cinta VS Hawa Nafsu" di sini kita diajak memahami perbedaaan anatara keduanya.
Cinta selalu mengajak pada kebaikan, sedangkan hawa nafsu mengajak pada kerusakan. Cinta mendekatkan pada ibadah yang hebat, sedangkan hawa nafsu mendekatkan pada maksiat. Cinta tak hanya berfokus pada kesenangan sementara, cinta memikirkan kebaikan masa depan, sedangkan hawa nafsu hanya memikirkan kesenangan saat ini tanpa pikir panjangtentang kebahagiaandi masa depan. Cinta berlandaskan akal dan nurani, sedangkan hawa nafsu berlandaskan ego pribadi. Maka, patuhilah cinta, bukan nafsu. Karena cinta datangnya dari Tuhan, sedangkan hawa nafsu dari setan.
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 31)
Maka pastikan bahwa kau mencintainya karena kau sangat mencintai Penciptanya. Itulah cinta yang kelak akan membawamu pada kebahagiaan hidup. Karena kesengsaraan adalah ketika kau mencintai seseorang yang membuat cintamu kepada-Nya terus berkurang.
Cinta terbaik adalah ketika kau mencintai seorang kekasih yang membuat imanmu mendewasa, takwamu bertumbuh, cintamu kepada-Nya juga bertumbuh. Cinta terbaik adalah saat kau mencintai seorang yang membuat akhlakmu makin indah, jiwamu makin damai, hatimu makin bijak. Dia jadi penegur saat taatmu luntur. Dia jadi penasihat saat kau maksiat. Dia jadi pelipur saat semangatmu lebur. Ya, dialah cinta terbaik, yang tak hanya ingin bersamamu di dunia, tapi juga bertemu kembali di surga. 
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 21)

Bab 2 Ya Allah, Siapa Jodohku?
Pasti pertanyaan ini sering membayangi benak kita sebagai muslimah yang taat akan perintah-Nya, tapi percayalah Allah sedang mempersiapkan seseorang terbaik untuk mendampingi kita. 
Terdapat selintingan menarik dalam bab ini, ketika kita bingung memilih pendamping hidup antara "orang baik vs orang yang dicinta". Nah kalau kalian (secara pribadi) memilih yang mana? Bingung kan? hehehehe.. Yuk kita simak penjelasan dari penulis, cekidottttt...
Ketika kita bingung menentukan pilihan antara :
Orang yang dicintai tetapi ia tidak baik dalam sifat, nasab dan keilmuan agama
Orang yang baik sifatnya, ilmu agamanya, serta nasabnya.
Tentu saja kita inginnya mendapat kekasih yang baik sifatnya, baik nasabnya, baik ilmu agamanya, dan juga kita mencintainya. Tapi terkadang pilihan tak selalu seideal itu. Lalu mana pilihan yang bijak???
Dalam hadis yang cukup populer, ada 4 (empat) kriteria yang dijadikan pertimbangan oleh Rasulullah SAW, yaitu : baik akhlaknya, baik nasabnya, baik parasnya, baik finansialnya. So, cukup empat kriteria saja. Tidak ada kriteria : yang dicinta.
Mengapa tak ada kriteria cinta yang dijadikan pedoman untuk memilih jodoh? Wallahu a'lam, yang jelas cinta adalah naluri yang tumbuh seiring dengan kesediaan kita membuka hati terhadap seseorang. Saya pernah mengatakan bahwa cinta itu pilihan, bukan kebetulan. Cinta itu keputusan bukan kebetulan.
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 53)
Ada bagian yang sangat aku suka dalam bab 2 ini yaitu bagian "Jangan Paksa Tuhan".
Jangan pernah memaksa Tuhan untuk menjodohkanmu dengannya. Karena belum tentu dia yang telah dipersiapkan-Nya untukmu. Ketika kau memohon, "Tuhan,tolong, jadikan dia sebagai jodohku!", boleh jadi Tuhan akan memberi sesuai pintamu. Tapi bukan dengan juluran lembut, malah dengan lemparan yang kasar. Bukan pemberian yang santun, tapi pemberian penuh murka. Dan ketika kau memulai ikatan sakral pernikahan dengan murka Tuhan, jangan pernah memimpikan hadirnya keluarga yang bahagia. Hidupmu akan berisi ratapan dan petaka. Na'udzubillah.
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 64)

Bab 3 Dahsyatnya Nikah Muda
Wew... judul bab 3 sensasional sekali yaa. Nikah muda??? Kan belum siap masih banyak yang harus dipersiapkan misalnya ilmu, blaa bla bla dan bla bla bla lainnya. 
"Wahai generasi muda, barang siapa di antara kamu telah mampu berkeluarga, hendaknya menikah, karena ia dapat menundukan pandangan dan memelihara kemaluan. Barang siapa belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu" (HR Al-Bukhari dan Muslm)
So guys, anjuran di atas cukup jelas ya. Kalau sudah mampu (mampu di sini artinya kesiapan ilmu, memberi nafkah bagi laki-laki,dll) maka solusinya menikah kalau belum mampu berarti ya berpuasa. Jadi tidak ada anjurannya pacaran yaa. Karena kemaksiatan yang kalian lakukan malah akan mengundang murka Allah.

Bab 4  Akhirnya Cintaku Berlabuh di Pintu Nikah
Ada bagian menarik dalam bab ini yang cukup menyita perhatian saya, mungkin juga untuk kamu sekalian.
Jangan terlalu dalam menjatuhkan cintamu kepada seseorang hanya karena satu alasan, karena orang tersebut belum tentu jodohmu. Jika rasa cinta itu sudah terlalu dalam memasuki ruang hatimu, ia akan sulit dihapus dan dilupakan. 
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 104)
Menurut Ibn Al-Qayyim untuk menjaga cinta yang hadir sebelum pernikahan adalah lebih baik menghindar dan menyibukkan diri dengan suatu pekerjaan yang lebih bermanfaat, positif, serta wajib baginya merahasiakan hal itu. Apabila orang tersebut menjaga dan sabar terhadap suatu hal yang berbau negatif, niscaya Allah akan memberikan ganjaran pahala kepadanya dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Karena cinta yang direstui Tuhan dan diganjar dengan kemuliaan adalah cinta yang hadir dalam bingkai pernikahan. Itulah cinta yang membuahkan penghargaan dari Allah. Selainnya, jauh lebih layak jika ia diabaikan. 
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 105)

Bab 5 Bagaimana Nikah Bikin Kita Kaya
Dan nikahkanlah orang-orang yang masih sendiri di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. An-Nur : 32)
Pasti di antara kamu sekalian bertanya, "Mengapa nikah membuat kita kaya?" yuk simak penuturan penulis dalam kutipan berikut ini...
Salah satunya adalah motivasi yang ada dalam diri pasangan yang sudah menikah. Rasa tanggung jawab terhadap rumah tangganya sangat berperan dalm mendewasakan pribadinya. Komitmen untuk meraih keluarga yang sejahtera telah membuat mereka tersemangati untuk mencari sumber-sumber rezeki yang mungkin masih malas dijalani saat belum menikah. Studi menunjukkan bahwa kehadiran suami atau istri di rumah menambah semangat keduanya. Itulah yang pada akhirnya menyebabkan produktivitas mereka lebih besar. Dengan demikian meningkatkan pendapatan dari pekerjaan mereka.
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 134)

Bab 6 Persiapan Menghalalkan  Cinta
Sebuah petuah klasik mengungkapkan, gagal mempersiapkan sama dengan mempersiapkan kegagalan 
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 154)
Oleh karena itu persiapan diri sangatlah penting.
Gagalnya nikah muda sering kali disebabkan persiapan yang tidak matang. Persiapan finansialnya berantakan, emosinya belum stabil, kehidupan sosialnya tidak baik, intelektualitasnya tidak terasah, bahkan spiritualitasnya rendah. Itulah yang pada akhirnya membuat para anak muda yang nekat menikah gagal di tengah jalan. Karena mereka tidak mengawalinya dengan persiapan yang baik.
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 154)
Selain itu bekal ilmu juga tidak kalah penting untuk dipersiapkan.
Benar jika ada yang bilang untuk mendapatkan keluarga sakinah, seperti yang dicita-citakan setiap Muslim dan Muslimah, tidak semudah yang dibayangkan. Ternyata pemahaman ilmu agama yang baik dari masing-masing pihak memegang peran penting untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Tanpa adanya bekal ilmu yang cukup, akan sulit untuk membina keluarga sesuai yang diteladankan oleh Rasulullah dan para sahabat terbaiknya. 
(Jadikan Aku Halal Bagimu hal. 158)
Selanjutnya juga tentang kesiapan finansial, kemudian membuktikan dengan kemandirian serta kesiapan menghadapi ujian juga sangatlah penting.

Ini adalah buku kedua karya Ahmad Rifa'i Rif'an yang saya punya dan saya baca, sebelumnya buku The Perfect Muslimah adalah buku yang saya punya pertama. Lagi-lagi saya dibuat kagum oleh isinya, yang easy reading. salut deh ama bukunya. Dan saya berharap bisa membaca buku karya Ahmad Rifa'i Rif'an yang lainnya. Keep reading guys!!!



0 comments:

Post a Comment

 
Sahabat Pelangi Blogger Template by Ipietoon Blogger Template