Sunday, July 20, 2014

Review Buku : Ya Allah, Diakah Jodohku? by Burhan Sodiq

Ya Allah, Diakah Jodohku?
Menjawab Tanya Hati,
Akan Sosok yang Selalu Dinanti

Penulis : Burhan Sodiq
Penerbit : GazzaMedia
Tebal Buku : 264 Halaman
Tanggal Terbit : Cetakan I, 2011
ISBN 978-602-8735-05-6


Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan, supaya muncul suatu ketenangan, kesenangan ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan. Tetapi semuanya itu akan terasa kurang kalau kita belum mendapatkan pendamping hidup. Semuanya akan terasa hampa kan? :p Sepatu aja berpasangan masak kita enggak? :D

Masih sama buku ini aku dapatkan saat berkunjung di Surabaya Islamic Book Fair. Mungkin di benak sobat akan timbul pertanyaan, mengapa buku yang saya beli seputar cinta atau masalah jodoh? Jawabannya sederhana, sebagai sarana pemantapan hati jomblo :p kan jomblo juga butuh ilmu bukan hanya sekedar jomblo kacangan karena emang nggak punya pacar. Nah niat kita kan jadi jomblo mulia karena Allah. Nah sebaiknya anda abaikan dan skip saja celoteh saya di atas.

Saat anda menantikan seorang yang tepat dalam hidup anda, mencari sosok yang sesuai, seharusnya kita bisa sangat yakin kepada Allah. Sebab Allah yang mencarikan untuk kita. Adapun ikhtiarnya bermacam-macam. Tentu saja memilih itu butuh kesabaran. Seperti halnya memilah butuh kejelian. Jangan sampai terlalu pemilih sehingga tidak ada yang terpilih. Atau malah terlalu sembrono sehingga mendapatkan yang tidak sesuai keinginan. Itulah fokus yang ditekankan dalam buku ini.
Buku ini sendiri terbagi dalam 6 bab pembahasan, yaitu :
Bab 1 Apakah Dia Jodohku? 
Mencintai lawan jenis itu fitrah, tetapi bila dikekang dan tidak boleh menikahi mereka malah akan menimbulkan penyakit. Namun, apabila dibebaskan tanpa aturan sehingga yang terjadi ialah perzinaan dan seks bebas, juga akan menimbulkan penyakit yang lebih besar lagi.
(Ya Allah, Diakah Jodohku? hal. 26)
Itulah fakta yang berbicara pada realita saat ini, ketika pacaran dianggap lumrah. Banyak dari kita yang salah memaknai arti cinta sesungguhnya. Padahal dalam Islam sudah mengatur pergaulan antar lawan jenis dan membingkai cinta dalam kehalalan pernikahan. 
Islam adalah agama fitrah nan mulia, karena itulah Islam tidak membelenggu perasaan manusia. Akan tetapi Islam mengajarkan untuk menjaga perasaan cinta dan mengarahkannya agar cinta itu tetap suci terjaga sebelum akad terucap. Karena itulah percintaan yang tidak mengarahkan kepada pernikahan bahkan disertai hal-hal yang diharamkan agama sangat tidak disarankan oleh Islam. Percintaan tanpa didasarkan oleh tujuan hendak menikah adalah sebuah perbuatan maksiat yang diharamkan agama. Karena batas antara cinta dan anfsu birahi pada dua orang manusia yang saling mencintai sangatlah tipis sehingga pernikahan adalah sebuah cara tepat untuk mengobatinya.
Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang menjadikan Allah sebagai pemersatunya. Dan, tidak ada ikatan yang eratnya melebihi ikatan ini. Inilah pucak kenikmatan cinta, dimana dua orang yang saling mencinta itu memilih untuk hidup bersama dan berjanji untuk saling mengasihi dan berbagi baik suka maupun duka.
(Ya Allah, Diakah Jodohku? hal.29)
Memang perjodohan itu sendiri merupakan hal yang ghaib dan sulit diduga. Jodoh itu ditentukan. Ya benar, yang menentukan adalah Allah. Dia telah menakdirkan kita untuk memiliki jodoh yang pas dengan kita. Ada sosok yang dijanjikan dan ditetapkan Allah untuk kita. Lalu apakah berarti kita tidak punya pilihan? Jawabannya tentu saja punya. Kita tidak pernah dipaksa Allah untuk memilih. Dengan kehendak dan keinginan pribadi, kita berhak memilih siapa saja untuk menjadi jodoh kita. Tetapi dengan ilmu Allah yang Mahaluas, Allah sudah tahu siapa yang akan kita pilih. Kita bebas memilih siapa saja yang akan menjadi pendamping hidup kita. Tetapi memang kita berada dalam kekuasaan Allah. Allah menguasai kita dan kita tidak bisa keluar dari ketetapanNya.
Tetapi meski sudah ditetapkan, kita tidak boleh menyerah. Kita harus berusaha menemukan siapa jodoh kita. Harus berikhtiar, memaksimalkan usaha. Tentu saja bukan soal mudah sebab jodoh orang sangat berbeda-beda.
(Ya Allah, Diakah Jodohku? hal. 32) 
Oh ya biar nggak salah tafsir nih, ikhtiar di atas bukan pacaran loh ya. Ikhtiar bisa berupa ta'aruf (ta'aruf berbeda dengan pacaran) dan terus memperbaiki diri.

Bab 2 Saatnya Melabuhkan Hati
Setelah menanti lama, tibalah saatnya menentukan siapakah yang mengisi hati. Walaupun kita tahu memilih pendamping hidup bukan seperti memilih baju di toko. Bisa kita coba satu per satu, mencocokan warna dan ukuran. Akan tetapi, memilih pasangan hidup membutuhkan doa dan usaha tiada terkira. Ada campur tangan Allah yang akan menggerakkan hati kita untuk menerima dia. Bukan semata-mata kekuasaan kita. Bukan pula semata-mata kepandaian kita memilih siapa yang akan memenangkan hati kita. Persiapan hati inilah langkah awal yang sangat penting. Menyiapkan hati untuk bahagia sekaligus kecewa, sebab kita mencintai dan menerima pasangan kita secara penuh. Menerima kelebihannya sekaligus menerima kekurangannya.
Ingat "Wanita yang baik agamanya akan mencintai lelaki yang baik agamanya pula. Dan, wanita yang jelek agamanya akan mencintai lelaki yang jelek agamanya pula."


Bab 3 Nasehat Kepada Para Lajang 
  • Nasihat Pertama, tetaplah semangat. Semangat mempersiapkan diri menjadi pribadi yang matang. Matang secara hati, siap menerima pasangan dengan segala konsekuensinya. Kesiapan batin untuk bisa sehati dengan pasangan, karena kita harus meredam ego diri agar segalanya bisa berjalan sesuai kata hati. Tugas kita hanya menjadi manusia yang shalih, agar kelak kita mendapatkan pula pasangan yang shalihah. Memupuk diri dengan ilmu dan akhlak mulia. Bukan untuk ditunjukkan kepada siapa saja, tetapi hanya sekedar usaha bahwa kita harus lebih baik dari sebelumnya.
  • Nasihat kedua, carilah dengan hati bukan dengan nafsu. Pilihlah dengan hati agar pilihan kita tidak mengecewakan. tentukan dengan shalat istikharah. jangan merasa yakin sebelum bertanya kepada Allah. Karena apa yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah.
  • Nasihat ketiga, jangan putus asa. Kegagalan bukanlah akhir dari usaha kita. Pasti akan selalu ada hikmah mendalam dalam setiap ujian.
  • Nasihat keempat, terimalah kekurangannya. Mungkin selama ini kita memimpikan sosok yang sempurna untuk menjadi pendamping hidup kita. Tetapi ada orang yang rela menjadi pendamping kita meski dia bukan sosok yang sempurna. Berikanlah kesempatan pada hati untuk memahami kekurangannya. mengerti ketidaksempurnaannya dan mau menutupi kekurangan itu. Didiklah hati kita untuk mau menjadi hati yang bersedia bersanding dengan kekasih yang tidak sempurna. Sebagaimana dia mau berbagi dengan ketidaksempurnaan kita.
  • Nasihat kelima, syukurilah atas apa yang ada. Sosok yang menjadi pendamping kita adalah sosok yang terpilih. Terpilih karena kebagusan akhlaknya, keindahan tutur katanya, dan kemampuannya menjadikan kita tenang karena agamanya. 
  • Nasihat keenam. jangan percaya ramalan. Seringkali di antara kita ada yang suka iseng mencari tahu siapa jodoh kita kelak dengan membaca ramalan, horoskop atau sejenisnya. Sekedar coba-coba saja bisa mendatangkan dosa, apalagi kalau kita sampai menyakini kebenarannya, maka akan merusak akidah kita.
Bab 4 Kisah Kisah Unik Seputar Jodoh
Dalam bab 4 ini berisi berbagai macam kisah seputar jodoh seperti kisah Nabi Musa bertemu jodoh di Kota Madyan, bertemu jodoh saat mau bunuh diri, jodoh pasti datang dan berbagai kisah lainnya. Kalau di jabarkan di sini mungkin akan sangat panjang sekali kisahnya :p 

Bab 5 Menambal Hati Yang Luka
Ada kalanya proses pencarian ini menemukan pil pahit. Cinta tertolak, putus harapan dan impian. Tapi akankah semua selesai dengan air mata? 
Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Anda bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga. Bahwa di setiap tangis dan kesedihan Anda, akan selalu ada hikmah yang bisa jadi tidak Anda sadari. Tapi yakinlah bahwa Allah Mahatau. Pasrahkan saja kepada Allah atas apa yang menimpamu, dan bertaubatlah dengan mengisi bekal amal shalihmu. Kamu harus sadar bahwa dunia adalah rumah musibah. Selalu ada saja musibah untuk menguji keimanan dan ketabahan kita. Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS. Al-Balad : 4)
(Ya Allah, Diakah Jodohku hal. 200-201)

Bab 6 Ketika Dia Terhambat Di Tengah Jalan 
Adakalanya hidup yang kita jalani ini tidak semulus yang kita harapkan. Maka marilah kita bermuhasabah diri.
Manusia adalah hamba yang lemah, diberi pengetahuan yang terbatas dan tidak mengetahui perkara yang ghaib, sehingga sangat membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah-masalah yang akan terjadi. Tidak ada yang berhak dimintai bantuan tentang masalah ini kecuali yang telah menciptakan kita. Sehingga, dengan kasih sayang-Nya, Islam mensyariatkan shalat istikharah untuk meminta bantuan kepada Allah agar menunjukan pilihan yang terbaik untuk agama, dunia, dan akhiratnya.
(Ya Allah, Diakah Jodohku hal 224)
Apabila masih ada keraguan hati, bertanyalah kepada Allah melalui shalat istikharah. Jangan biarkan keraguan menyelimuti hati. Mantapkan dengan doa kepada Allah, bermunajat memohon pertolongan-Nya. Semoga Allah memberikan kepada kita pasangan yang terbaik Amin

Buku ini patut dibaca untuk orang sedang memantapkan hati ke jenjang pernikahan. Buku yang direkomendasikan untuk seseorang yang masih ragu tentang sosok jodoh yang diimpikan. Penulis menjabarkan dengan ringan sehingga mudah untuk dipahami. Buku yang sarat manfaat dan menginspirasi. Semoga bermanfaat ^^ salam pelangi :)

2 comments:

  1. Review yang bagus mbak.. Suka banget jadinya,.. Bermanfaat dan sedikit membuka pikiran untuk berbenah diri... Salam kenal yaa mbak... Semoga segala kebaikan dan keberkahan selalu diberikan untuk mbak... Aamiin.... Salam Sahabat muslimah.. -ecutez- ^_^

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikmu mbak^^
    Alhamdulilah jika bermanfaat reviewnya :) Syukron katsir sudah mampir di blog saya :)
    Salam sahabat muslimah ^^

    ReplyDelete

 
Sahabat Pelangi Blogger Template by Ipietoon Blogger Template