Saturday, July 12, 2014

Review Buku : Don't Cry By Fadlan Al-Ikhwani

Don't Cry
Ketika Mencintai, Tak Bisa Menikahi

Penulis : Fadlan Al-Ikhwani
Penerbit : Pro-U Media
Tebal Buku : 164 Halaman


Masih dengan nuansa yang sama yaitu dapetin buku ini di Surabaya Islamic Book Fair. Hehehehe, banyak banget yak borong buku di sana :p yap mumpung lagi diskon :D
Alangkah bahagianya jika cinta yang hendak kita bingkai dalam nuansa indah pernikahan, mendapatkan sapaan lembut, sambutan hangat serta sunggingan senyum dari dia yang kita dambakan. Namun betapa nestapanya ketika cinta tulus yang kita ungkapkan ternyata harus bertepuk sebelah tangan. 
(Don't Cry-cover belakang)
Tidak semua cinta harus berbalas kan? Terkadang cinta harus bertepuk sebelah tangan. Perasaan mencintai seseorang yang belum tentu menjadi takdir kita *berasa curcol* Buku ini sendiri terbagi dalam 6 bab, langsung aja yuk simak pembahasannya!

Bab 1 Jatuh Cinta... Ya Gitu Deh!
Sama dengan beberapa buku yang pernah aku baca sebelumnya bahwa cinta dalam Islam adalah fitrah, asal dibingkai dengan jalan yang Ia ridhoi.
Sebagaimana Islam adalah agama fitrah. Maka Islam juga menghargai rasa cinta yang merupakan fitrah manusia. Hanya saja Islam mengemasnya dengan baik, sehingga mengantarkan pemiliknya menjadi makhluk mulia dan bermartabat. Rasa cinta yang diajarkan oleh Islam harus dibingkai dalam suatu media ikatan suci yakni pernikahan.
(Don't Cry hal 22)
Sebenarnya adakah yang mengerti arti cinta sesungguhnya? Cinta adalah karunia Allah. Cinta adalah fitrah yang diberikan kepada setiap insan. Cinta adalah semangat ingin berkorban. Cinta adalah keinginan untuk memiliki. Cinta adalah hasrat ingin bertemu, saling berbagi, saling mengisi dan lain sebagainya. Tiada satupun orang yang mampu menguraikan makna cinta secara sempurna. Walaupun ia seorang pakar cinta, emang ada ya pakar cinta?? hihihihi
Islam tidak melarang jatuh cinta justru Islam mengakui rasa cinta tersebut. Eitss, tapi jangan disalahartikan melegalkan pacaran loh ya!!! Sebab Islam mengemasnya dengan cantik dalam bingkai halal pernikahan. Jadi jangan nurutin hawa nafsu ya, karena syetan senantiasa menerbarkan ranjau-ranjaunya untuk mengajak manusia untuk masuk neraka. Muhasabah diri lagii ya :) 
Cinta yang dikemas dalam nuansa indah untuk menggapai ridho Ilahi, insyaallah akan semerbak wangi surgawi. Namun jika cinta dikotori oleh nafsu syahwati, ia akan meninggalkan bau busuk di kemudian hari.
(Don't Cry hal 32)
Ingat, bahwasannya orientasi kita dalam membangun cinta bukan hanya dinikmati saat ini saja. Namun akan berusaha kita pertahankan sampai kelak kita tua bahkan tiada. Karena pernikahanlah sasaran yang akan kita tuju. Dan bukan semata-mata halte tempat transitnya hawa nafsu.

Bab 2 Jagalah Cinta
Cinta memang sesuatu yang abstrak, namun demikian efek yang ditimbulkannya dapat membuat sesuatu yang luar biasa bagi yang merasakannya. Energi cinta dapat membuat yang jauh jadi terasa dekat. Cinta dapat membuat si takut jadi berani. Cinta juga dapat mengubah si takut jadi pemberani. Cinta juga dapat mengubah si pengecut jadi ksatria. Bahkan cinta mampu menjadikan seseorang yang baik-baik menjadi bajingan ataupun penjahat kelas kakap. Yayayaya, begitulah cinta. Terkadang ia sangat begitu indah dan manis saat dirasakan. Seakan-akan semua bunga-bunga yang sedang bermekaran. Namun ketika sang cinta sudah ternoda. Maka bersiaplah untuk kecewa.
Cinta yang hanya sebatas nafsu syahwati akan menghasilkan penderitaan serta penyesalan dikemudian hari. Lain halnya jika cinta suci dan hakiki untuk menggapai ridho Ilahi, akan menghasilkan sebuah ketentraman di hati. 
(Don't Cry hal 50)
So, jagalah cintamu. Rasa cinta yang kita miliki harus benar-benar tulus dan murni harus mencintai karena Allah. Dan kalaupun harus benci. Bencinya juga karena Allah.


Bab 3 Bila Hati Gelisah
Rasa cinta akan membawa pelakunya pada suatu keadaan gelisah di hati. Resah dan gelisah karena memikirkan sang kekasih pujaan hati. Kegelisahan hati yang timbul dari seseorang yang dilanda cinta merupakan sebuah kewajaran. Nah, bagaimana kita menyikapi kegelisahan dan kerinduan pada sosok yang belum tentu menjadi jodoh kita?? Maka tahanlah wahai sahabatku.
Menahan sebuah kerinduan pun untuk jangka waktu yang lama merupakan sebuah beban yang akan menyiksa batin. Sebaliknya kerinduan yang tak terkendali hanya akan menjadikan seseorang lepas kontrol, kehilangan izzah dan harga diri. 
(Don't Cry hal.65)
Catatan penting bagi kita bahwa menahan sebuah rindu untuk seseorang yang belum halal bagi kita merupakan sebuah kewajiban. Agar nafsu dan bisikan syetan tidak menguasai hati yang mampu mengotori sucinya cinta.
Hati yang senantiasa diliputi oleh nafsu akan cenderung mengikuti kehendak nafsunya. Jika syahwat yang diperturutkan, maka ia akan tergolong para pengumbar syahwat.
Mengumbar syahwat hanya boleh bahkan dianjurkan setelah menikah yaitu kepada pasangannya masing-masing. Sementara sebelum menikah, kita harus berusaha sekuat-kuatnya.
(Don't Cry hal.68)
Cukuplah diri kita dan hanya Allah yang tahu tentang perasaan rindu dan cinta kepada seseorang yang tentu halal bagi kita.

Bab 4 Hatiku Hatimu... Hati-hati
Menjaga hati adalah pekerjaan yang tidak mudah. lebih mudah menjaga singa dalam kandang daripada menjaga hati dalam diri. Hal ini karena sifat hati yang senantiasa berubah. Hari ini ia baik, mungkin besok pagi bahkan nanti sore sudah berubah menjadi jahat.
Hati ibarat raja. sementara seluruh panca indera adalah pasukannya. Jikalau hati, sebagai raja memerintah dengan baik, maka seluruh panca indera yang merupakan bala tentaranya akan mengarah kepada kebaikan. Sebaliknya jika hati rusak maka seluruh panca indera pun akan berbuat kerusakan. Mata akan memandang kepada yang rusak. Telinga akan mendengar sesuatu yang rusak. Tangan akan mengerjakan yang rusak. Mulut pun akan membicarakan yang rusak.
(Don't Cry hal. 87)
Oleh karena itu, kita harus senantiasa berhati-hati dalam menjaga hati ini. Jangan sampai dijerumuskan oleh syetan. Sebab hati adalah cermin kepribadian kita. Jika diibaratkan, hati adalah kaca maka dosa yang kita lakukan adalah debu yang menempel pada kaca. Jika kita rutin mengelapnya maka kaca akan senantiasa bersih.
Hati akan mencerminkan kepribadian seseorang. hati yang kotor akan menampakkan perbuatan serta tingkah laku yang kotor. Sebaliknya hati yang bersih akan menjadikan pemiliknya berkelakuan atau melakukan tindakan yang bersih. 
(Don't Cry hal.106) 

Bab 5 Kegagalan Cinta
Tertolaknya cinta kita (tentu dalam artian tertolak cinta dalam hal meminang ya bukan tertolak cinta karna pacaran, bhihihihi ntar salah kaprah lagi nanggepinnya :p). Padahal kita sudah menyempurnakan ikhtiar. Disamping doa juga usaha. Istikharah pun tiap malam hingga air mata terus bercucuran. Namun ternyata dirinya tidak bersedia atau menolak cinta kita. Janganlah kita menyalahkan siapapun. Apalagi sampai menyesal. Kegagalan cinta jangan sampai menjadikan dirimu putus harapan.
So, tertolaknya cinta kita boleh jadi merupakan sebuah ujian yang diberikan oleh Allah sebagai sarana untuk mendidik kita supaya lebih dewasa, lebih tangguh dan lebih arif dalam menyikapi sebuah kepahitan.
Jikalau kita mampu menahannya. Dengan penuh kesabaran, kesadaran, sekaligus keikhlasan. Insyaallah buahnya akan kita rasakan. Akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik. Allah tidak mungkin mendzalimi hambanya.
(Don't Cry hal. 135) 

Bab 6 Saatnya Memperbaiki Diri
Kerenkan diri. Perbaiki kekurangan yang ada dalam diri ini. Mungkin kita sudah merasa cukup. Tapi mungkin menurut pandangan orang lain kita masih punya banyak kekurangan.
Yap, kita harus segera melangkah. Langkah yang harus kita ambil adalah terus menerus melakukan perbaikan diri. 
Seorang pemenang tidak dilahirkan, tetapi harus diciptakan. Digembleng, ditempa dan bahkan kalau perlu digodok dalam kawah candradimuka sebelum akhirnya menjadi ksatria. tertolaknya cinta bukanlah akhir segalanya. Bukan pula sebuah kehancuran. Namun bisa jadi merupakan sebuah proses pendewasaan serta pematangan kepribadian. Dan tidak ada yang perlu disalahkan, karena setiap kejadian apapun di alam semesta ini, telah tertulis jelas dan akurat dalam sebuah kitab induk, sebelum Allah menciptakannya.
(Don't Cry hal. 156)
Jadi, skenario Allah tidak pernah keliru. Keputusannya tidak pernah salah. Yang salah adalah sikap kita dalam menghadapi skenario tersebut. Jika kita menghadapinya dengan sikap mental positif, insyaallah hasilnya positif. Namun jika negatif maka hasilnya juga negatif.

Buku ini tidak salah kalau masuk dalam jajaran "best seller" karena penulis membuat buku ini mudah dibaca dan dipahami dengan gaya bahasa yang renyah, ringan dan friendly. Buku ini juga ukurannya minimalis cocok menemani saat perjalanan. Buku recommend deh buat ikhwan atau akhwat yang ingin mengungkapkan cintanya untuk menikah.
Happy reading ^^ dan salam pelangi :D





1 comments:

 
Sahabat Pelangi Blogger Template by Ipietoon Blogger Template