Thursday, January 23, 2014

Bismillah, Aku Mencintai Allah

Beberapa minggu yang lalu, aku mengirim pesan singkat (SMS) kepada beberapa teman lamaku. Sms yang bertujuan untuk memberi info tentang nomer hp baruku selain itu aku ingin tetap menjalin silahturahmi kepada kawan lama.
"Assalamualaikum teman-temanku semuanya, ini nomer baruku ya. Mohon disave , nomer yang lama bisa dihapus. Semoga kita bisa tetap berkomunikasi dan menjalin silahturahmi. Septi^^"
Ada salah satu sms balasan dari teman SMK yang dulu memang lumayan dekat denganku, sms itu selalu terngiang dalam ingatanku.
"Okey, sekarang pacarnya siapa nih?"
Mataku terbelalak kaget membaca balasannya, dalam hatiku bertanya "Apa iya pertanyaan itu begitu penting dari menanyakan keadaanku? Apa iya pertanyaan itu lebih utama daripada berkomunikasi untuk saling mengingatkan pada kebaikan? Apa iya pertanyaan itu lebih istimewa dari ribuan pertanyaan lain tentang diriku (misal : kuliah, kegiatan sehari-hari, atau dll) ?"


Astagfirullah, ngelus dada *miris*
Dulu memang aku pernah menjalani sebuah komitmen haram bernama pacaran, namun setelah paham aku begitu menyesal teramat dalam atas kisah masa laluku itu.

Pacaran, kalau membahas tentang komitmen yang satu ini tiada habisnya. Banyak sekali muda-mudi yang membela diri dengan sejuta alasan untuk tetap menjalani hubungan yang sebenarnya tanpa komitmen ini *termasuk saya dulu*. Entah bagaimana budaya ini membooming beberapa tahun terakhir ini, hingga hal yang dulu dianggap tabu menjadi biasa-biasa saja. Hingga muncul tren pacaran islami atau alasan "Aku mencintai karena Allah". Tergelitik geli mendengar sejuta alasan mengatasnamakan ISLAM dan ALLAH dalam sebuah hubungan batil. Memang benar didalam kitab suci Al-Qur'an pedoman hidup kita memang tiada yang membahas tentang namanya PACARAN, tapi dalam buku pedoman hidup itu menjelaskan tentang larangan mendekati zina, tata cara menjaga pandangan antara laki-laki dan perempuan, larangan berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram (khalwat) serta aturan-aturan lain tentang pergaulan antara laki dan perempuan. Jadi kesimpulannya pacaran itu dilarang dan haram ya ukhti. Tapi bagaimana kalau pacarannya hanya lewat telpon,sms, fb, dan tidak bertemu? Tetap saja mendapat dosa, bukankah sebagai seorang muslimah kita juga harus menjaga lisan dan ucapan. Bukankah kalau pacaran itu smsnya selalu berisi kata-kata mesra. Sekecil apapun perbuatan kita di dunia tetap dihisab dan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.

Tidak dipungkiri aku mencintai laki-laki yang dulu menjadi pacar dengan tulus *gombal*, karena itulah aku memilih memutuskan hubunganku dengannya. Nah, kok aneh kalau cinta bukannya harus memperjuangkan cintanya? Ini kok malah diputusin? Jawabanku "Itu kan kata anak muda jaman sekarang yang salah kaprah mengartikan cinta harus diperjuangkan, aku juga berjuang mempertahankan cintaku kok. Aku memutuskan hubungan untuk mempertahankan cintaku kepada Rabbku, yang maha penyanyang serta pemilik segala cinta. Aku mencintainya karena itulah aku harus jadi seorang wanita yang menuntunnya dalam surga bukan neraka." Walaupun dia tidak mengerti alasanku untuk kebaikan akhiratnya namun aku yakin Allah mengerti dan tau karena Allah tidak pernah tidur. Memang berat melepaskan sesuatu yang kita cintai harus dengan cucuran mata, tapi percayalah Allah akan menggatikan dengan senyum kebahagiaan dan mengganti yang lebih baik.

Cinta itu memang fitrah dan anugerah Allah yang diberikan untuk kita umatnya, jodohpun sudah ketetapan Allah di Lauh Mahfzuh tidak akan tertukar dengan orang lain. Namun pilihan itu ada ditangan manusia apakah menjemput cintanya di jalan yang diridhoi Allah atau selain itu. Cinta yang baik adalah cinta yang mendekatkan padaNya, cinta yang menjauhkan dari maksiat, keburukan dan kelamnya perasaan cinta itu sendiri. Cinta yang membimbing kebaikan lewat jalan kebaikan.
"Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki tidak baik untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik" (QS. An-Nur : 26)

Aku memang bukanlah seorang perempuan yang sempurna, bukan juga hafiza (perempuan penghapal Al-Qur'an) tapi aku adalah perempuan berusaha untuk taat kepadaNya, berusaha mendalami agama, berusaha menjadi perempuan teladan untuk anak-anakku kelak.





0 comments:

Post a Comment

 
Sahabat Pelangi Blogger Template by Ipietoon Blogger Template